Wednesday, May 30, 2007

Tour LA d’Jungle 2007: Mengguncang Bahu di Hutan Jati


Pagi masih menggayut di kawasan Waduk Gondang Lamongan Jawa Timur, jarum jam menunjuk angka 05.00. Para biker TCC yang berasal dari berbagai daerah mulai keluar dari tenda masing-masing untuk mempersiapkan diri nggenjot dalam event Tour LA d’Jungle 2007.

Setelah senam pemanasan tepat pukul 06.30 sekitar 120 orang biker mulai meluncur menempuh jarak 25,9 km. Di jalanan aspal sepanjang 5 km para biker masih tergabung dalam peleton besar, meski ada 6 biker yang langsung memacu pedalnya dan menghilang dari pandangan.

Jalur road dengan tanjakan landai berakhir, para biker langsung disuguhi turunan cukup panjang berupa dual track jalan yang di-cor semen. Di jalur ini, selain teknik turunan yang mumpuni, kemampuan rem sepeda yang bekerja baik, nyali juga kudu kuat. Beruntung malam sebelumnya tidak turun hujan, sehingga jalur relatif aman.

Melewati beberapa warga desa yang sudah mulai beraktifitas, kita langsung memasuki kawasan hutan jati yang rimbun dan banyak cabang jalan. Dengan berbekal rambu TCC yang ada, selebihnya kita hanya mengandalkan pada insting agar tak tersesat.

Hutan jati single track sungguh rute yang eksotik. Akar pohon yang melintang dan jalur yang meliuk-liuk, membuat jalur ini sangat menantang untuk menguji kemampuan teknikal kita. Reporter TCC beruntung karena jalur di depan masih kosong. 3 orang biker yang ada di depan, 2 dari Pasuruan dan 1 dari Mojokerto sungguh sulit didekati. Luar biasa. Minuman yang disediakan di Pos 1 dilewatkan karena pertimbangan jarak yang relatif pendek dan bekal yang masih mencukupi.

Lepas dari kerimbunan hutan jati yang single track, di depan kita disuguhi jalur double track berupa jalan makadam dengan batu kapur yang mencuat di sana-sini. Jalur ini sungguh menyiksa, terutama bagi sepeda rigid tanpa suspensi. Sepeda hard-tail alias sepeda yang hanya dilengkapi dengan suspensi depan pun tetap terasa siksaannya. Terutama di tubuh bagian atas. Di jalur neraka ini, handle bar sangat membantu menahan guncangan dan meningkatkan kemampuan handling kita.

Jalur jalan bebatuan yang cukup panjang sekitar 7-9 km di kawasan hutan jati memang menguras tenaga. Suara nyanyi burung, desiran angin yang menerpa lebarnya daun jati serta suara roda belakang sepeda membuat kita tetap asyik nggenjot di hari yang mulai terasa terik itu.

Melintasi sawah, ladang dan perkampungan di pedesaan, beberapa anak kecil nampak riang gembira saat kami melintas. Beberapa kali bertemu dengan warga desa dengan sepeda penuh muatan ranting kayu kering, serta kelompok kecil yang sedang menggarap sawah dengan punggung yang nampak mengkilap, paling tidak ini mampu mengatasi rasa kesepian karena nggenjot sendirian. ”Nuwun sewu, Pak”, sapa Reporter TCC sok akrab. ”Monggo, Mas”, sahut mereka bersemangat.

Sepeda yang terguncang-guncang membuat backpack yang airnya mulai berkurang menimbulkan bunyi-bunyian yang khas. Menengok sebelah kanan nampak Waduk Gondang. Waduk Gondang tepatnya terletak 19 km arah barat Lamongan, di desa Gondang Lor dan Deket Agung Kecamatan Sugio. Untuk menuju lokasi ini selain dapat ditempuh dengan kendaraan pribadi dapat juga menggunakan angkutan umum dari Lamongan menuju Gondang. Peresmiannya dilakukan oleh Presiden Suharto tahun 1987.

Waduk ini memiliki luas 6,60 Ha dengan kedalaman sekitar 29 meter. Tidak jauh dari lokasi waduk terdapat makam Dewi Sekardadu, putri Blambangan, istri Kanjeng Maulana Iskak yang juga disebut Mbok Rondo Gondang merupakan ibu Jaka Samudra atau Sunan Giri. Ditemukan tahun 1911 dan dipugar tahun 1917 oleh pemerintah.

Waduk Gondang mampu menampung 23 juta meter kubik dengan kemampuan luas layanan 8.412 Ha. Sebagai pembanding Waduk Sutami yang ada di Malang volume efektif sebesar 179,97 juta m3, kemampuan luas layanan sebesar 74.216 hektar (Ha), Waduk Selorejo Malang volume efektif 33,16 juta m3, kemampuan luas layanan 31.825 Ha. Waduk Wlingi Blitar volume efektifnya 4,45 juta m3.

Dua orang Satpam nampak di ujung jalan, beberapa pengendara motor melintas. Itulah penanda berakhirnya jalur off-road pada Tour LA d’Jungle 2007. Dengan sisa tenaga, sprint jarak pendek bisa kita lakukan. Finish. Sebuah sensasi turing yang berbeda. Terima kasih Biker SBB. Bravo TCC. (Djadi)